Pada tahun 1980-an terdapat proyek pembangunan jalan tol dari Cawang sampai Tanjung Priok yang dibangun diatas jalan yang sudah ada (fly over). Jalan tol ini berjarak sekitar 16 km. Jalan tol ini dibangun dengan tujuan jalan bebas hambatan yang mana diharapkan dapat mengurangi kemacetan yang terjadi pada daerah tersebut. Pembangunan jalan tol ini dituntut untuk tidak mengganggu lalu lintas, namun dengan adanya proyek ini pula, apabila jalan tol dibangun dengan metode konvensional, maka akan memunculkan permasalahan baru yang sama yaitu kemacetan lalu lintas di bawahnya. Sebab, tiang horizontalnya yang berukuran hampir 22 meter, nyaris sama lebar dengan jalan itu sendiri.
Ditengah permasalahan tersebut, terdapat sebuah ide dari pemuda bangsa yaitu Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Sistem tiang pancang ini diberi nama sosrobahu. Ide untuk permasalahan ini muncul seperti cara kerja dongkrak. Sosrobahu bekerja dengan meniru cara kerja dongkrak yang bisa bergeser dan memutar, dengan tiang dongkrak sebagai sumbu batang dongkrak. Ir. Tjokorda Raka Sukawati berhasil membuat landasan putar yang memungkinkan tiang pier head seberat ratusan ton berputar di atas kepala pier shaft.
Pada tanggal 27 Juli 1988 sosrobahu diuji coba untuk pertama kalinya dan dapat bekerja dengan baik. Teknik ini meletakan lengan jalan layang sejajar dengan jalan yang ada dibawahnya yang berawal dari lengan pier head bekistingnya dilepas dan menggunakan dorongan ringan akan menjadikan lengan beton berukuran besar tersebut berputar sebanyak 90 derajat. Sejak ditemukannya metode ini dan dipatenkan teknik sosrobahu ini digunakan dalam banyak proyek di beberapa negara belahan dunia.
Teknik Sosrobahu ini digunakan di beberapa negara karena memiliki kelebihan yaitu efektif dan efisien. Teknik Sosrobahu ini tidak menimbulkan kemacetan karena lengan jalan layang diletakan sejajar dengan jalan dibawahnya dan pada saat pengecoran kepala tiang, bisa dilakukan dengan posisi sejajar arah jalan. Dengan posisi ini, maka tiang-tiang penyangga tidak akan menghalangi jalan dibawahnya.
Jalan layang lain yang menggunakan teknik Sosrobahu dilakukan dalam pembangunan Jalan Tol Layang Sheikh Muhammed Bin Zayeed (MBZ). Jalan tol dari arah Jakarta ke Cikampek sepanjang 36 km ini diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember 2019 lalu. Dalam pembangunan Jalan Tol MBZ ini 200 pier head dari 294 pier head dipasang dengan teknik sosrobahu. Teknik ini tidak hanya digunakan di dalam negeri saja, tetapi juga di luar negeri seperti pembuatan jalan layang terpanjang di Metro Manila, yakni Metro Manila Skyway, Filipina.
Sumber:
“INOVASI TEKNOLOGI SOSROBAHU, MAHAKARYA ASLI INDONESIA HINGGA SAAT INI DAN MENDUNIA”. Bpjt.pu.go.id, 29 Desember 2021, https://bpjt.pu.go.id/berita/inovasi-teknologi-sosrobahu-mahakarya-asli-indonesia-hingga-saat-ini-dan-mendunia
“Mari Mengenal Teknik Sosrobahu Karya Anak Bangsa”. http://hms.ub.ac.id/ , 10 Mei 2022, http://hms.ub.ac.id/mari-mengenal-teknik-sostrobahu-karya-anak-bangsa/
Kasmuri. Sosrobahu, Mendunia dan Tamu di Indonesia. Academia.edu. Diakses pada 12 Februari 2023 dari https://www.academia.edu/8451672/Artikel_Sosrobahu
histori.id, diakses pada 12 Februari 2023, https://histori.id/ir-tjokorda-raka-sukawati-penemu-sistem-tiang-pancang-sosrobahu/
“Mengenal Sistem Tiang Pancang Sosrobahu”. parade.id, 4 Agustus 2022,https://parade.id/mengenal-sistem-tiang-pancang-sosrobahu/