Manfaat dan Cara Pemasangan Kawat Bronjong
Kawat bronjong adalah adalah anyaman kawat baja galvanis yang membentuk lubang hexagonal yang memiliki kegunaan sebagai pengikat dari tumpukan batu untuk menahan tanah agar tidak longsor atau penahan tepian aliran sungai dari abrasi.
Kawat bronjong terbagi menjadi dua dari segi pembuatannya, yakni kawat bronjong fabrikasi dan kawat bronjong manual. Kawat bronjong fabrikasi memiliki kualitas yang lebih baik karena dibuat oleh mesin yang telah terstandarisasi sehingga bentuk kawat bronjong yang dibuat juga lebih konsisten. Dari segi bahannya, kawat bronjong terbagi atas kawat bronjong PVC dan kawat bronjong besi baja galvanis.
Kawat bronjong memiliki beberapa fungsi utama, yakni:
- Menstabilkan kekuatan tebing atau tanah yang mirip dengan tujuan agar tanah lebih stabil.
- Mencegah terjadinya erosi di pinggiran aliran sungai dan tanah longsor di tebing-tebing.
- Sebagai breakwater dan melindungi dari proses abrasi.
- Untuk menjaga pilar-pilar jembatan dari gerusan aliran tanah.
- Untuk membentuk konstruksi penahan tanah.
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa kawat bronjong memiliki fungsi dan keunggulan utama untuk mengurangi abrasi dan tanah longsor di tanah yang miring. Kawat bronjong dipilih karena fleksibel, praktis karena bisa dan mudah dibawa ke daerah-daerah yang memiliki akses kendaraan terbatas dan juga kawat bronjong memiliki daya tahan yang cukup panjang. Selain itu, banyak pabrik dan distributor kawat bronjong yang menawarkan penjualan kawat bronjong di seluruh Indonesia.
Cara pemasangan bronjong
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan seksama dalam proses pemasangan bronjong. Tahapan-tahapan tersebut adalah:
a. Menentukan lokasi
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah menentukan penempatan bronjong, setelah itu bisa langsung melaksanakan pembersihan lokasi, pengukuran dan pematokan area kerja hingga penggalian dan pemadatan tanah.
b. Pekerjaan pengaturan bronjong
Meski lokasi telah bersih dan siap untuk digunakan, namun anda tidak dapat langsung memasang bronjong di lokasi tersebut. Hal yang harus dilakukan adalah melakukan uji mutu kepadatan tanah. Jika setelah dilakukan pengecekan dan memang tanah telah sesuai dengan spesifikasi, maka dapat memasang geotextile sebelum menggelar anyaman bronjong yang telah diset.
c. Pengikatan bronjong
Bronjong yang telah diset dipasang lapis per lapis. Setelah itu, bisa mengikat kawat bronjong satu dan lainnya menggunakan kawat pengikat, begitu pula kawat bronjong lapis pertama dan lapis di atasnya agar kawat bronjong tidak bergeser setelah dilakukan pengisian batu di bawahnya.
d. Uji kekokohan
Setelah dirangkai dan diikat, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menguji kekokohannya untuk mendapatkan izin pengisian material.
e. Pengisian material bronjong
Setelah terbukti kokoh, kawat bronjong bisa diisi oleh material-material. Proses pengisian ini dilakukan secara bergantian, masing-masing kawat bronjong akan diisi setengah penuh terlebih dahulu dan dilanjutkan ke kawat bronjong lainnya. Setelah seluruh kawat bronjong terisi setengah, barulah diisi material sampai memenuhi isi kawat bronjong.
f. Pengujian pengisian material
Bronjong yang telah diisi perlu diuji apakah kawat bronjong tersebut kuat menahan beban dan dorongan beban. Pengujian ini bisa dilakukan dengan cara pembebanan di atas bronjong dan digoyang.
g. Menutup anyaman
Setelah ijin kepadatan dikeluarkan, pelaksana lapangan bisa melakukan penutupan dan pengikatan penyulaman bronjong menggunakan kawat pengikat.
Jadi itu dia cara sederhana dalam melakukan pemasangan bronjong. Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam melakukan pemasangan kawat bronjong guna pencegahan pengikisan aliran sungai dan pencegahan tanah longsor di daerah-daerah perbukitan yang ada di daerah anda.
Gambar :

Source : Manfaat dan Cara Pemasangan Kawat Bronjong (PT. Wira Mas Indobangun)